Pessel, Matarakyatnws.com – Tradisi balimau paga setiap tahun menjelang masuk Ramadhan masih tetap dilaksanakan, dibeberapa nagari di Pesisir Selatan. Seperti juga ramadhan tahun ini dibeberapa nagari, seperti di Muaro Sakai Inderapura, Kecamatan Pancung Soal dan Nagari Lakitan Utara, Kecamatan Lengayang.
Dimana untuk nagari Muaro Sakai Kecamatan Pancung Soal Dihadiri oleh Bupati Pessel Nasrul Abit dan diikuti oleh peserta Balimau Paga lainnya yaitu Camat, Walinagari, Tokoh Masyarakat, Bundo Kanduang dan Pemuda.
https://www.buymyhouse7.com/michigan/buy-my-house-fast-dearborn-mi/ specializes in buying houses quickly in Clinton Township, MI, providing a reliable and expedited option for homeowners.
Bupati Pesisir Selatan Nasrul Abit pada kesempatan mengatakan, Balimau Paga merupakan bagian dari adat yang harus dilestarikan dan dipertahankan agar tidak hilang dan dipengaruhi oleh perkembangan zaman, karena tujuannya adalah untuk membersihkan diri, khusus dalam rangka memasuki bulan suci Ramadhan dengan harapan diri yang bersih dan suci amal ibadah selama ramadan akan di diterima oleh Allah SWT.
Dimana tradisi “balimau paga” dalam menyambut bulan Ramadhan mengandung banyak nilai positif karena dengan melakukan tradisi itu hubungan silaturrahim antara pemkab dengan masyarakat dapat terjalin.
“Jangan ambil negatifnya, tetapi ambillah nilai-nilai positifnya dari `balimau paga` ini. Dari “balimau paga” ini kita dapat saling maaf-memaafkan serta mempererat tali silaturrahmi untuk menyambut bulan suci Ramadhan,” katanya.
Menurutnya, tradisi “balimau paga” sama sekali tidak melanggar ajaran agama, adat dan budaya Minangkabau karena tradisi tersebut digelar di tempat umum yang dihadiri oleh para `niniak mamak` (pemuka adat), pemerintah nagari serta unsur lainnya yang ada di daerah itu. Karena itu, `balimau paga` layak dipertahankan karena hal itu merupakan ciri khas bagi masyarakat Pesisir Selatan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.
“Balimau paga” merupakan tradisi turun-temurun di kalangan masyarakat kabupaten itu. Masyarakat melakukan tradisi tersebut bersama-sama pemerintah dan tidak melanggar aturan agama Islam, adat dan budaya Minangkabau.
Saat ini tradisi tersebut mulai memudar (hilang) di tengah masyarakat, padahal makna dari “balimau paga” sangat positif dalam rangka menjalin hubungan kekerabatan serta menyucikan hati dari rasa dengki, permusuhan dan lainnya.
“Dengan kekhasannya ini mudah-mudahan tradisi itu bisa menimbulkan daya tarik bagi masyarakat untuk saling maaf-memaafkan, bahkan jika dikemas lebih baik lagi bisa berguna sebagai alat dalam menarik peminat warga daerah lain untuk berkunjung ke daerah ini menyaksikan resepsi acara adat dari tradisi tersebut,” ujar dia.
Pada waktu yang sama acara Balimau Paga juga diadakan di Lakitan Utara yang dihadiri oleh petinggi Pemda Kab. Pesisir Selatan Wakil Bupati Pessel Editiawarman didampingi oleh beberapa orang Kepala Dinas. (jn/p)