Laut wilayah Karangasem, Bali, baru saja diguncang dengan kasus meledaknya kapal motor yang menewaskan dua turis asing. Kini, laut Karangasem kembali dihebohkan dengan penyelundupan 30 ton bahan peledak.
Menariknya upaya penggagalan penyelundupan ini justru dilakukan oleh Tim Patroli Gabungan Nasional Operasi Walacea, Bea dan Cukai di Karangasem. Kapal Motor Kamal Indah ini mengangkut sebanyak 30 ton bahan peledak dengan berbendera Indonesia datang dari Malaysia.
Kapal yang dinahkodai oleh Udin (38), warga asal Bone Rate, Sulawesi Selatan itu kemudian digiring menuju pelabuhan Padang Bai, Karangasem.
Berdasarkan informasi yang kapal KM Alam Indah tersebut ditangkap pada Selasa (20/9) malam. Saat itu petugas dari Direktorat Bea dan Cukai mendapatkan informasi terkait adanya pengiriman bahan peledak menggunakan sebuah kapal motor, dari Malaysia menuju Sulawesi, Indonesia.
Dalam pengejaran kapal motor dengan lima orang ABK itu terdeteksi melintas di wilayah perairan Batam. Petugas pun langsung memburunya, namun kapal motor tersebut berhasil menghilang dari kejaran petugas.
Petugas dengan peralatan yang ada berusaha mencari keberadaan kapal itu dan untuk menghindari kejaran petugas, sang nahkoda kapal Udin memanuver perahu motor miliknya itu ke arah perairan Madura.
Setelah terus melakukan pelacakan, petugas akhirnya berhasil menangkap kapal tersebut diperairan Kangean, Sumenep, Madura.
“Kapal Motor itu sempat menghilang dari kejaran dan kembali terdeteksi di perairan Kangean dan langsung dilakukan penangkapan,” kata Kasie Penindakan, Kanwil Bea Cukai, Bali Nusra, Thomas Aquino kepada wartawan, Rabu (21/9).
Dalam pemeriksaan di dek barang kapal tersebut ditemukan sebanyak 30 ton bubuk Amonium Nitrat, yang memrupakan bahan utama pembuatan bom atau bahan peledak High Explossive. Atas temuan tersebut petugas kemudian menggiring kapal motor itu menuju pelabuhan terdekat, dalam hal ini Pelabuhan Padang Bai, Karangasem.
“Itu bahan untuk membuat pupuk juga untuk pembuatan bahan peledak! Bisa dibayangkan kalau 30 ton Amonium Nitrat itu dipakai membuat bom ikan berapa hektar terumbu katrang yang bisa hancur. Kalau dipakai membuat peledak bayangkan saja berapa dahsyat ledakannya!” jelas Aquino.
Sampai saat ini masih didalami pemeriksaan terhada enam orang yang berada di dalam kapal motor Alam Indah itu. Mereka yang ditahan untuk diperiksa, Udin nahkoda kapal, beserta lima orang awak kapal masing-masing, Alwi (52), Mei Kurniawan (37), Husen (55), Sahabudin (32) dan Hadi (40) kesemuanya asal Sulawesi.
Diterangkan Nahkoda Kapal bahwa dirinya bersama lima orang ABK berangkat pada tanggal 12 September dari Malaysia menuju Sulawesi dengan mengambil jalur pelayaran Batam.
“Saya hanya disuruh membawa barang itu dari Malaysia oleh Haji Hasin yang tinggal di Maluku dengan upah Rp 8 juta,” ungkap Udin kepada petugas.
Untuk sampai tiba di tujuan, selain dirinya yang mendapat upah. Para ABK nya diberikan upah masing-masing Rp. 5 Juta.