Salah satu rel kereta api utama yang dibangun pada masa Kekaisaran Ottoman Turki menjadi lintasan yang sangat penting. Pasalnya kereta akan melaju dari Damaskus menuju ke Madinah, melalui jalur gurun dan melintasi daerah Hijaz Arab Saudi.
Jalur kereta api ini dibangun pada tahun 1900 atas perintah Sultan Ottoman, Abdul Hamid II. Dengan tujuan untuk memperpanjang rute perjalanan ke Mekah, serta untuk memfasilitasi orang-orang yang ingin pergi berhaji ke Tanah Suci.
Namun, motif utama membangun lintasan ini adalah untuk memperkuat kontrol Kekaisaran dalam memimpin provinsi. Kereta beroperasi hanya sampai Madinah dengan panjang lintasan mencapai 400 km.
Namun saat perang dunia pertama terjadi, semua pekerja konstruksi menghentikan pekerjaan mereka. Pada saat itu, pekerjaan proyek dipimpin oleh perwira Inggris bernama T.E. Lawrence. Atau lebih dikenal sebagai Lawrence of Arabia. Ia nekat membangun pemberontakan melawan dominasi Turki.
Nah, jalur kereta api inilah yang mereka jadikan target utama. Namun sayangnya saat ini, sebagian besar kereta api dibiarkan begitu saja di gurun yang lama-kelamaan ditelan tumpukan pasir. Sementara itu, mesin-mesinnya juga mulai menua ditumbuhi semak.
Bahkan sebelum perang dunia, Suku Badui gurun yang berasal dari daerah terdekat sering menyerang rel kereta api untuk menguji kekuatan kontrol mereka terhadap para peziarah menuju tanah suci.
Sebelumnya, selama berabad-abad Suku Arab selalu melakukan perjalanan menggunakan caravan. Mereka melalui gurun yang sangat keras selama 40 hari hingga 2 bulan untuk tiba di tanah suci. Tapi saat rel kereta api ini dibuka pada 1908, perjalanan menjadi lebih murah dan aman selama empat hari saja.
Ketika berita ini tersebar, sekonyong-konyong ribuan calon jamaah haji dari Rusia, Asia Tengah, Irak dan Iran berkumpul di Damsyik untuk naik kereta api.
Hingga tahun 1912, kereta api telah mengangkut 30 ribu jamaah per tahun. Kemudian terus meningkat menjadi 300 ribu penumpang pada 1914.
Di samping itu, serangan pada jalur kereta menjadi lebih sering terjadi. Sehingga perjalanan melalui jalur ini menjadi lebih berbahaya daripada harus melintasi gurun selama dua bulan yang terik.
Masa jaya kereta api berakhir saat revolusi Arab terjadi di tahun 1916-1918. Ketika itu pasukan Turki mulai menggunakan kereta api sebagai moda transportasi untuk mengangkut pasukan dan perbekalan perang.