Banyak hewan di muka bumi ini yang mempunyai senjata mematikan berupa sengatan beracun. Senjata ini dapat digunakan untuk melumpuhkan lawan maupun hewan lain yang akan dimangsa. Selain itu, sengatan ini juga dapat bertujuan sebagai bentuk pertahanan terhadap predator pemangsa lainnya. Karena itu sengat adalah salah satu senjata alam paling mengerikan.
Namun, hewan apa yang layak disebut sebagai “raja sengat”, yang sengatannya sebaiknya Anda hindari?
Jawaban dari pertanyaan itu ternyata lebih rumit dari yang Anda duga. Anda mungkin sedang bertanya tentang hewan apa yang sengatannya paling menyakitkan. Anda juga bisa sedang bertanya tentang hewan apa yang paling beracun. Atau hewan apa yang racunnya paling mematikan.
Sekarang, mari kita bahas soal sakitnya sengatan. Ada cara sederhana untuk menguji ini: biarkan sesuatu menyengat Anda.
Entomolog Justin Schmidt telah berkali-kali membiarkan berbagai serangga menyengatnya demi tujuan ilmu pengetahuan. Schmidt sendiri sudah membuat indeks kesakitannya sendiri, dengan deskripsi bagaimana pedihnya masing-masing sengatan.
Orang-orang yang tidak beruntung di Amerika Tengah dan Amerika Selatan kemungkinan besar akan setuju dengan Schmidt, bahwa sengatan paling menyakitkan berasal dari semut peluru. Bahkan nama semut ini sudah menggambarkan sakitnya disengat.
Dua jenis semut yang paling berbahaya yaitu semut peluru dan semut tentara.
— FAKTA FAKTANYA WOW (@WOWFAKTA) December 3, 2015
Di sisi lain semut maricopa, memiliki bisa paling berbahaya di antara serangga penyengat. Sebenarnya, masing-masing semut hanya punya sedikit bisa. Tapi karena mereka tinggal di koloni yang terdiri dari sampai 10.000 ekor semut, mereka bisa menjadi sangat berbahaya.
Ini memberikan penegasan penting terkait sengat: sengatan tidak hanya mengakibatkan kesakitan, tetapi juga mengancam nyawa. Khususnya kelajengking yang terkenal dengan sengatan berbahayanya.
Meskipun begitu, ahli kalajengking Lorenzo Prendini dari Museum Sejarah Alam Amerika menyatakan hanya sekitar 20 dari 2.000 spesies kalajengking, yang bisanya dapat mengancam nyawa manusia.
Hampir seluruh kalajengking berbahaya ini berasal dari famili Buthidae, yang hidup di berbagai penjuru dunia, mulai dari Meksiko hingga Brasil, dari Afrika utara sampai India. Namun, spesies kalajengking paling berbahaya hidup di daerah gurun.
“Ada banyak spesies kalajengking berbahaya di Afrika Utara dan Timur Tengah,” kata Prendini. “Kebanyakan kematian diakibatkan spesies Leiurus quinquestriatusdan berbagai macam spesies Androctonus, khususnya A. australis dan A. crassicauda.”
L. quinquestriatus juga dikenal sebagai “penguntit kematian”, sementaraAndroctonus berarti “pembantai manusia”. Nama-nama itu tidak berlebihan sama sekali.
Sementara A. Australia bisa memiliki panjang tubuh 10 cm. Bisanya mengandung racun kuat yang menyerang jaringan saraf.
“Efek dari bisa kalajengking tergantung pada dua hal. Pertama kadar racun dalam bisa dan yang kedua, jumlah bisa yang disuntikkannya ke tubuh manusia,” kata Prendini.
“Spesies lebih besar dengan kadar racun lebih sedikit, tetapi dapat menyuntikkan bisa dalam jumlah banyak, seperti A. australis atau Parabuthus granulatus, potensial lebih mematikan dari pada spesies lebih kecil dengan racun lebih berbahaya, tetapi hanya dapat menyuntikkan bisa dalam jumlah kecil, misalnyaLeiurus quinquestriatus.”
Mayoritas orang dewasa sehat, akan dapat selamat dari bisa kalajengking. Tetapi itu hanya jika mereka segera mendapat akses kesehatan, termasuk anti-bisa.
“Kebanyakan korban tewas karena kalajengking adalah anak kecil atau manula,” ungkap Prendisi. “Kebanyakan sengatan terjadi di perkampungan miskin yang dekat dengan habitat kalajengking.”
Karena sebagian kematian akibat sengatan kalajengking terjadi di daerah terpencil, pencatatan datanya pun tidak lengkap. Hal serupa terjadi pada data hewan dengan sengatan paling mematikan di laut.