Fakta Mengejutkan dari Sepuluh Obat yang Kita Kenal
Sepuluh obat berikut ini sudah biasa digunakan dalam dunia medis. Namun ternyata, ada fakta-fakta menarik di balik obat-obatan tersebut, yang diungkap oleh Michael C. Gerald dalam bukunya, The Drug Book.
Novocain
Biasa digunakan untuk: Bius lokal, seperti ketika melakukan prosedur pengobatan gigi.
Fakta: Obat anestesi yang umum digunakan ini sebenarnya dinamai kokain. Kokain pertama kali diperkenalkan sebagai obat anestesi lokal pada 1884, namun ternyata obat tersebut menyebabkan peningkatan jumlah orang ketergantungan dan meninggal. Beberapa tahun kemudian, ahli kimia Jerman, Alfred Einhorn, mulai mencari obat pengganti yang lebih aman. Di 1905, ia menemukan obat bius lokal suntik yang disebut procaine, kemudian dikenal menjadi Novocain.
Lithium
Biasa digunakan untuk: Mengendalikan gangguan mood, seperti gangguan bipolar.
Fakta: Sebelum jenis obat ini memperoleh izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada 1970, logam lithium pertama kali digunakan pada 1840 untuk mengobati penyakit kencing batu dan asam urat (gout). Seabad kemudian, psikiater asal Australia, John Cade, melakukan observasi terhadap tikus belanda yang disuntik dengan lithium. Ternyata hewan itu menjadi lebih tenang, tidak meluap-luap. Kemudian uji klinis dalam skala besar menetapkan efektivitas lithium untuk menangkal mania.
Kortison
Biasa digunakan untuk: Mengurangi inflamasi (peradangan), dan mengurangi rasa sakit, alergi, serta gangguan kulit, maupun penyakit autoimun, seperti lupus dan psoriasis.
Fakta: Kortison (berikut bentuk garamnya, yang mudah larut dalam air, seperti hidrokosrtison) dibuat pada masa Perang Dunia II. Saat itu beredar rumor bahwa para pilot Jerman menyuntikkan hormon steroid untuk membantu meredakan stres akibat berada pada ketinggian. Maka mitos itu mendorong militer Amerika Serikat melakukan riset obat pembanding mereka sendiri.
Warfarin
Biasa digunakan untuk: Menghentikan penggumpalan darah dan menyelamatkan hidup.
Fakta: Pada 1921, sejumlah dokter hewan di Kanada dan North Dakota melakukan mengamati, ketika hewan ternak tertentu memiliki luka ringan atau luka bedah, kebanyakan mereka mengalami perdarahan berlebih dan terkadang berakibat fatal. Para dokter mengambil kesimpulan, sapi-sapi tersebut telah memakan daun semanggi busuk, yang mengandung zat penyebab perdarahan tersebut. Di 1940, ahli biokimia University of Wisconsin-Madison mengisolasi sari murni dari senyawa semanggi tersebut, dan kemudian hasilnya diperkenalkan ke pasaran sebagai Warfarin.
Rogain
Biasa digunakan untuk: Mengatasi kebotakan.
Fakta: Minoxidil pertama kali hadir di pasaran pada 1979 sebagai obat tekanan darah tinggi. Akan tetapi, ternyata obat tersebut meningkatkan pertumbuhan rambut di tubuh 80% pasien yang mengonsumsi minoxidil secara oral. Dalam tiga sampai enam minggu, tumbul rambut-rambut gelap pada wajar para pasien, lalu pada punggung, dada, lengan dan kaki. Upjohn kemudian mulai memasarkan obat tersebut sebagai solusi menangkal kebotakan untuk digunakan pada kulit kepala di 1988.
Viagra
Biasa digunakan untuk: Mengatasi disfungsi ereksi.
Fakta: Sidenafil (nama generik obat ini) pertama kali diuji coba pada 1980 untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan memperlancar aliran darah pada pasien-pasien yang mengalami nyeri di dada. Di dalam percobaan, obat ini tidak memberikan efek berlebih terhadap angina, namun berefek kepada ereksi. Pada 1998, Sidenafil menjadi obat oral pertama yang disetujui untuk mengatasi impotensi, menggantikan obat-obatan suntik.
Tamoxifen
Biasa digunakan untuk: Mengobati kanker payudara akibat hormon estrogen yang tinggi, yang jumlah kasusnya mencapai 50 sampai 70 persen. Obat ini juga bisa mencegah penyebaran kanker payudara pada pasien-pasien yang berisiko tinggi.
Fakta: Tamoxifen pada mulanya ditujukan sebagai obat anti-kesuburan, ketika disintesiskan pada 1962, namun yang terjadi justru sebaliknya. Tamoxifen merangsang terjadinya ovulasi, bukannya menekannya.
AZT
Biasa digunakan untuk: Mengobati HIV/AIDS.
Fakta: Jerome Horwitz, ahli dari Karmanos Cancer Institute, pertama kali mensintesiskan AZT sebagai obat anti-leukemia yang potensial di 1964, namun gagal. Pada 1970-an, AZT didapati sebagai zat aktif yang melawan retrovirus, yang menggiring para peneliti pemerintahan mempertimbangkan obat ini sebagai pelawan virus HIV. FDA menyetujui peredaran obat ini pada 1987.
Enovid
Biasa digunakan untuk: Mencegah kehamilan (obat ini tidak lama beredar di pasaran, tetapi kontrasepsi oral masih ada di peredaran).
Fakta: Di 1951, biologis Gregory Pincus menggunakan uang sumbangan yang dikumpulkan oleh Planned Parenthood yang didirikan oleh Margaret Sanger untuk mendemonstrasikan suntik hormon progesteron sebagai pencegah kehamilan pada hewan. Gregory melakukan uji klinis pada 50 wanita tiga tahun kemudian, di Puerto Rico. Pada 1873, Comstock Laws melarang penjualan dan penggunaan alat kontrasepsi ini di Amerika Serikat. Ketika tidak ada satupun subjek penelitian yang hamil, Enovid diperbolehkan digunakan sebagai obat gangguan menstruasi pada 1957, dan di 1960 diperbolehkan sebagai obat kontrasepsi.
Dextromethorphan
Biasa digunakan untuk: Meredakan batuk (obat ini memblok pusat batuk yang terdapat di otak).
Fakta: Angkatan laut Amerika Serikat dan CIA membantu menemukan obat ini ketika mereka mendanai studi untuk menemukan obat non-adiktif pengganti kodein. Pereda nyeri hebat ini juga efektif mengurangi batuk, akan tetapi obat tersebut juga bersifat sedative, yang tentunya bukan pilihan terbaik bagi anggota militer.