Kota Bukittinggi, Matarakyatnews.com – Keinginan masyarakat Banto Darano untuk menjadikan menjadikan mushola Baiturrahman menjadi sebuah mesjid akhirnya terwujud. Ba’da sholat Jum’at (5/6), Walikota, H. Ismet Amzis, SH., meresmikan mesjid dua lantai tersebut yang ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan Walikota tentang pemberian status mesjid pada bangunan dua lantai tersebut. Dan penandatangan prasasti peresmian masjid Baiturrahman oleh Walikota Bukittinggi.
Ismet dalam sambutannya menghimbau masyarakat Banto Darano untuk turut memakmurkan mesjid. Karena munurutnya memakmurkan mesjid adalah kewajiban bagi orang-orang beriman. “Saat ini sudah banyak di tengah-tengah kita bangunan mesjid. Bahkan antara daerah juga berlomba-lomba untuk mempercantik bangunan tersebut. Namun bukan itu hal yang terpenting tai adalah bagaimana menjadikan mesjid sebagai pusat kegiatan bermasyarakat”, terangnya.
Dikatakannya Pemko bukittinggi melalui kprogram SKPD juga tidak lupa mengarahkan masyarakat untuk kembali memakmurkan mesjid. Di antaranya adalah melalui pendidikan berkarakter berbasiskan aqidah. Pada program ini nilai-nilai keagamaan ditanamkan pada siswa baik melalui pembelajatan maupun kegiatan ekstrakurikuler. Di program ini juga menjadikan mesjid sebagai pusat kegiatan pengembangan siswa, bukan hanya sekedar tempat sembahyang.
Begitu juga dengan program di kecamatan dengan didikan subung dan pengembangan LPTQ dan MTQ dan pembinaan mesjid. Untuk medukung kegitan tersebut diharapkan keteladanan dari orang-orang dewasa di lingkungan tersebut. Baik itu orang tua, tokoh masyarakat dan warga secara keseluruhan.
Sementara pengurus mesjid, AA. Tuanku Majo Basa, menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Kota Bukittinggi yang telah memberikan perhatian kepada masyarakat Banto Darano. “Kami telah memperjuangkan satus mesjid ini selama satu tahun. Dan Alhamdulillah keinginan kami tersebut dapat dikabulkan Pemko Bukittinggi pada hari ini”, terang nya.
Acara turut dihadiri Anggota DPRD, Jusra Adek, Kemenag, Forum Kerukunan Umat Beragama, Bundo Kanduang dan tokoh masyarakat Banto Darano. (jn)