Situasi wawancara kerja biasanya memang menegangkan. Studi terbaru bahkan menemukan bahwa hanya 20 persen masyarakat yang mendapatkan pekerjaan dari kesuksesan saat wawancara kerja.
Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara memang membuat Anda memberikan jawaban di luar konteks topik pembahasan, salah satunya kata-kata yang terdengar tidak layak untuk diucapkan. Jadi, persiapkan diri baik-baik saat ada undangan wawancara kerja. Sebab, kesan pertama menjadi salah satu penentu apakah si pewawancara yang mewakili perusahaan tersebut tertarik dengan diri Anda.
Setidaknya, ada lima kata yang tidak boleh Anda ucapkan saatwawancara kerja berlangsung. Belajar mengenal kata tersebut, sehingga Anda mengerti alasan mengapa Anda tidak boleh mengucapkannya.
Eeem….
Apa pun yang Anda pikirkan atau lakukan, jangan pernah mengeluarkan kata-kata ini. Ini akan membuat pewawancarakerja menilai Anda buruk. Kenapa?
Secara pasti, kata-kata ini tidak terdapat dalam etika berbicara formal di depan umum. Kata ini juga biasanya tidak disadari oleh pihak pewawancara. Tapi, jika Anda menjawab setiap pertanyaan dengan kata “mmm…” atau “ehm…” si pewawancara akan langsung menyerang Anda dengan pertanyaan seperti “Kenapa?”, atau “Apakah Anda bermasalah dengan hal tersebut?”, “Apakah Anda berbohong?”, “Apakah Anda tidak mengetahui hal ini”, dan lain sebagainya.
Jika Anda membutuhkan waktu untuk berpikir, cara terbaik adalah dengan diam sejenak tanpa mengucapkan satu kata pun.
Coba
Sangat bijak jika mengucapkan sekali kata “oke” atau “tidak oke”. Tapi, bukan “coba”. Berucap “Saya akan coba” dalam wawancarakerja bersifat ambigu, dan terdengar sebagai individu yang tidak memiliki komitmen. Secara instan, Anda dinilai tidak dapat bertahan jika mengalami situasi pekerjaan yang buruk. Kata ini akan mendorong pewawancara memaksa Anda memberikan jawaban langsung jika dihadapkan pada sebuah pilihan saat itu juga.
Benci
Ini adalah kata-kata yang memiliki makna kuat dan kurang pantas diucapkan saat wawancara kerja. Jika Anda ditanya soal mantan atasan Anda, dan menjawab dengan kata-kata “Saya tidak menyukainya”, atau “Saya membencinya”, akan membuat pewawancara kerja berpikir Anda adalah pendendam dan orang yang selalu berpikiran negatif terhadap semua hal. Ganti kata benci atau tidak suka dengan “kurang cocok” atau “kurang suka”.
Jujur
Bedakan kejujuran yang sungguh-sungguh dalam menjawab pertanyaan, dengan mengucapkan kata “jujur”. Jika pewawancara bertanya pendapat Anda mengenai sesuatu, maka hindari kata “jujur” karena kemungkinan akan memberikan makna berbeda dalam sebuah wawancara kerja.
Pertama, kata jujur merupakan ungkapan keraguan. Kedua, mereka berpikir Anda sebenarnya mencoba menyembunyikan ketidaktulusan. Ketiga, mereka berpikir itu adalah jawaban seseorang yang putus asa dan terpaksa karena tidak memiliki pilihan lain.
Perfeksionis
Perfeksionis memberikan persepsi bahwa Anda adalah orang sebenarnya cenderung egois, atau susah diatur. Pewawancarakerja akan tahu bahwa kesempurnaan pekerjaan hanya mencapai persentase 99 persen, karena hampir mustahil untuk mencapai kesempurnaan. Biasanya, kata ini terlontar saat diminta memberikan kelemahan yang Anda miliki.