Pemerintah Turki menyebutnya “serangan teror” dan mengindikasikan bahwa pelaku melakukan bom bunuh diri.
Gaziantep yang mayoritas Kurdi berjarak 64km dari perbatasan Suriah.
Wakil Perdana Menteri Mehmet Simsek menyebut serangan tersebut “barbar” namun mengatakan, “Jika Tuhan mengizinkan, kami akan mengatasinya.”
Serangan terjadi di bagian kota yang menjadi tempat tinggal banyak mahasiswa, setelah keramaian pesta pernikahan meluap ke jalanan. Ledakan tersebut terdengar di beberapa bagian kota.
Seref Isler, wartawan yang berasal dari Gaziantep, mengatakan, serangan tersebut “terjadi di kota yang sudah cemas akan apa yang terjadi di seberang perbatasan” tapi kemudian menjadi lebih mengejutkan karena pesta pernikahan yang menjadi sasaran.
Turki bagian selatan mendapat berbagai serangan mematikan dalam setahun terakhir, terkait kekuatan militer separatis Kurdi atau kelompok yang menyebut dirinya Negara Islam atau ISIS.
Seringkali serangan tersebut terkait perkembangan perang yang terjadi di Suriah.
Seorang pelaku bom bunuh diri yang diyakini terkait ISIS membunuh dua polisi di Gaziantep pada bulan Mei.
Di Suriah utara, atau selatan Gaziantep, ada pertempuran berat antara milisi jihad ISIS dan kekuatan Kurdi Suriah yang dikenal dengan YPG.