JAKARTA – Ruhut Sitompul dicopot dari jabatannya sebagai juru bicara (Jubir) Partai Demokrat dan dipindahkan ke Ketua Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam). Kuat dugaan, pencopotan tersebut karena berbagai pernyataan Ruhut yang kerap kontroversial.
Menurut Ruhut , pencopotan dirinya ada kaitannya dengan kasus Putu Sudiartana, mantan kader Demokrat yang terlibat kasus korupsi dan dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia menilai, ada elit partai lainnya yang tersinggung dan marah karena pernyataannya lebih dulu mengonfirmasikan kasus Putu. Diketuai Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Amir Syamsuddin, baru kemudian, Demokrat membuat konferensi pers resmi tentang kasus Putu.
“Dia mengumpulkan orang-orang gua (Jubir PD lainnya), lalu bikin pernyataan Putu itu bukan tertangkap tangan. Padahal tertangkap tangan, betul aku. Setelah bisa diuraikan KPK tangkap tangannya, kenapa mereka masih diam saja,” terang Ruhut, di Jakarta, Senin (22/8).
Menurutnya lagi, kelompok sakit hati itu lantas melaporkan hal ini ke Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mereka menurutnya meminta Ruhut tak lagi dijadikan sebagai juru bicara.
“Mulai mereka kompor-kompor Pak SBY, jangan Ruhut lah koordinator jubirnya,” sebut Ruhut. Ia bahkan menyebut kebencian Amir Syamsuddin kepadanya sudah terjadi sejak dirinya mendukung Joko Widodo (Jokowi). Padahal waktu itu, Demokrat memutuskan untuk jadi partai penyeimbang.
“Dikait-kaitinlah yang lain termasuk gua dukung Jokowi. Eh sorry saja (Jokowi) menang. Setelah Jokowi Presiden kongres mereka bilang pecat. Aku ini Ketua Polhukam, memangnya aku dipecat, emangnya aku cuma Jubir? Akukan Ketua DPP. Tapi aku senang tambah beken,” pungkas dia.