Pessel, Matarakyatnews.com – Tradisi balimau paga setiap mamasuki Bulan Suci Ramadhan harus bisa terus dipartahankan. Sebab tradisi dengan berbagai keunikan yang dimiliki itu, bukan saja dapat dijadikan sebagai salah satu kekayaan adat dan budaya, tapi juga lebih dari itu, yakni mempererat tali persaudaraan antar sesama muslim.
Prosesi balimau paga yang hingga saat ini masih tetap lestari di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Provinsi Sumatera Barat Sumbar) juga dilakukan secara serentak di semua nagari di daerah itu Pabu (17/) saat memasuki bulan ramadhan 2015. Karena prosesi balimau paga merupakan bagian dari tradisi yang ada, sehingga secara bersamaan juga muncul berbagai atraksi dan kesenian-kesenian tradisional.
Wakil Bupati Pessel, Editiawarman mengatakan bahwa prosesi balimau paga yang masih tetap lestari di daerah itu, dilakukan secara serentak di 182 nagari yang ada saat memasuki bulan Suci Ramadhan 1436 H tahun 2015.
” Balimau merupakan tradisi yang secara turun temurun masih tetap bertahan di Pessel setiap memasuki Bulan Suci Ramadhan,” katanya.
Melalui kegiatan itu, para anak kemenakan disemua kaum atau suku, menyediakan air limau untuk para ninik mamak pada kaum masing-masing secara bersamaan di lapangan atau masjid.
Air limau yang terbuat dari bahan pengharum yang berasal dari bunga-bungaan, seperti bunga rampai, kumango dan lainya itu, diusapkan ke rambut atau kepala sebagai simbol pensucian diri. Secara bersamaan juga dilakukan salam-salaman sambil mengucapkan mohon maaf, agar dalam menjalankan ibadah puasa nanti, hati benar-benar bersih dan suci.
” Walau secara lahir yang diusapkan dengan air limau itu rambut atau kepala, tapi secara batin adalah jiwa atau rohani. Sebab yang harus dibersihkan dari berbagai noda yang bisa menghambat dan merusak ibadah puasa itu adalah jiwa. Karena begitu dalamnya makna yang tersirat pada prosesi balimau paga ini, sehingga saya berharap ini bisa untuk terus dipertahankan sampai kapan pun, terutama di daerah ini,” harapnya.
Ditambahkanya bahwa prosesi balimau paga yang dilakukan oleh setiap nagari ketika akan memasuki Bulan Suci Ramadhan di daerah itu, secara bergilir akan didatangi oleh tim dari tingkat Kabupaten.
” Langkah ini dilakukan agar semangat dan motivasi hidup bernagari menurut langgam, atau adat istiadat yang dimiliki tidak hilang. Termasuk juga prosesi balimau paga yang digelar oleh masyarakat Nagari Lakitan Utara Kecamatan Lengayang sebagaimana saya hadiri,” ungkapnya.
Dikatakanya bahwa melalui prosesi balimau paga itu, semua penghulu suku, para datuak, imam katik, bundo kanduang, suluah bendang dalam nagari, serta para anak kemenakan, dan urang sumando, berkumpul.
” Semua rangkaian kegiatan yang digelar itu, hanya bertujuan untuk mensucikan hati dari segala bentuk permusuhan, dan wasangka. Makanya ini perlu tetap dilestarikan,” tutupnya. (jn/p)