Wisatawan asing asal Malaysia dan Singapura kerap terlihat di Tanjungpinang tiap akhir pekan. Hal semacam ini merupakan pemandangan yang biasa didapati di ibu kota provinsi ini. Sebagaimana wisatawan pada umumnya, sebelum pulang mereka terlebih dahulu menyempatkan membeli buah tangan.
Rupanya, satu di antara buah tangan yang kerap jadi kegemarawan wisatawan adalah manisan. Manisan merupakan salah satu bentuk pangan olahan diawetkan dengan gula. Tujuan pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikrobia.
Ami Lee, seorang wisatawan asal Singapura menjadikan manisan Tanjungpinang sebagai keharusan yang dibawa pulang. “Keluarga dan teman-teman banyak yang suka. Jadi saya harus beli satu-dua kilogram,” katanya, kemarin.
Sebagaimana di daerah lain, manisan yang dijajakan di Tanjungpinang juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dilanjutkan dengan proses pengeringan.
Beragam manisan banyak dijual secara kiloan di Tanjungpinang. Di Pelantar Dua, misalnya. Di tepi jalan menuju pasar ikan dan Hotel Laut Jaya ini setidaknya ada tiga toko yang menjual berbagai jenis manisan.
Kios sejenis milik A San terlihat mencolok sekali di sepanjang lorong menuju Pelantar Dua. Di muka toko akan dengan jelas terlihat toples kaca berisi manisan buah. Mulai dari buah salak, ceri, kolang-kaling, kedondong, kulit jeruk, dan mangga muda. Dan jika datang pada musim durian, lempok pun menjadi salah satu dagangan yang diserbu.