PADANG – Waliko Mahyeldi Ansharullah menyatakan sebagian daratan wilayah Padang lebih rendah dari laut, sehingga saat turun hujan lebat, sering terjadi banjir dan pasang air laut pun cepat naik.
“Untuk mengantispasinya kita bersiap membangun 30 embungan air atau penampungan air dalam skala besar, bahkan satu embung air itu ada 6 hektare,” katanya saat membuka Seminar Internasional Pacific Pathtnership di Auditorium Gubernur Sumbar, Selasa (23/8).
Fungsi embung air ini menampung air yang mengalir dari dataran serta mengontrol air laut yang datang dari pasan naik. “Untuk itu kita butuh para intelektual untuk mendesain ini, terutama para mahasiswa-mahasiswa teknik yang ikut dalam acara ini baik itu mahasiswa Universitas Andalas maupun Universitas Bung Hatta,” katanya.
Mahyeldi pun menyayangkan kritikan yang kerap diberikan kepada Kota Padang, namun tidak ada solusi yang disumbangkan sebagai pemecah masalah. “Kita tidak menolak untuk dikritik soal penanggulangan banjir ini, namun kita juga butuh solusinya bagi yang mengkritik sehingga ini untuk kebersama kita semua dan keselamatan warga kita bersama,” lanjut politisi PKS itu.
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa hari lalu dirinya berkunjung ke Norwegia yang dikenal intens menjaga lingkungan. “Dana yang masuk ke Indonesai lewat Norwegia ini ada Rp2 triliun setiap tahunnya, namun kita tidak mendapatkan itu, untuk itu kita mau melakukan kerjasama dalam hal menjaga hutan dan membangun pabrik air,” tuturnya.