Enam tersangka pembegal di kawasan Perumahan Buana Vista, Nongsa ternyata sehari-hari bergaul dan bermain di Warung internet (warnet).
Usai bermain, biasanya para tersangka menegak minuman keras (miras).
“Kami ngumpul di warnet. Karena hari-hari bermain di sana,” ujar Andri Giorfan, ketua kelompok begal di Mapolresta Barelang, kemarin.
Dia mengaku pernah merampok atau membobol rumah di dua lokasi. Diantaranya, di kawasan Punggur dan Botania.
“Uangnya untuk beli makan. Karena tidak ada kerjaan,” ujar pria putus sekolah ini.
Dia menjelaskan ia bersama ke lima rekannya Yo, Ik, Rs, Am, As kerap menegak miras kepada korban penganiayaan, Ilham.
“Kami kenal dengan dia (Ilham). Dan sering duduk bersama,” tuturnya.
Menurutnya, aksi penganiayaan tersebut dilakukan secara spontan. Sebab, satu diantara mereka mendapatkan pelecehan seksual dari Ilham.
“Ya spontan dan kami keroyok dia (Ilham),” paparnya.
Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kepri, Erry Syahrial menyayangkan tindakan anak yang rata-rata di bawah umur tersebut.
Menurutnya, warnet merupakan pemicu utama sang anak melakukan aksi kriminal. Seperti menegak miras, merampok dan pelecehan seksual.
“Di warnet pergaulan anak-anak bebas. Kalau tidak ada uang bisa saja merampok,” ujar Erry.
Dia menjelaskan Pemerintah harus bertindak tegas terhadap pemilik warnet di Batam. Diantaranya melakukan razia secara rutin dan membatasi jam operasional.
“Catatan kita untuk memberikan masukan kepada dinas terkait untuk melakukan pembatas dan mengimplitasikan Perwako warnet ini,” tutupnya.