Ini 3 Kota yang Ditetapkan Sebagai ‘Bali-Bali Baru’ Indonesia

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mencanangkan program atraksi baru bertema Bali and Beyond. Ini merupakan upaya untuk memperkenalkan destinasi selain Bali yang potensinya tak kalah menarik dimana kali ini salah satunya adalah Kota Solo.

Solo yang tergabung ke dalam konsep Joglosemar (Jogjakarta, Solo, Semarang) ditetapkan ke dalam skema “Bali-Bali Baru” berikutnya. Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kemenpar, Raseno Arya mengatakan, wisatawan jangan terus selalu bertujuan ke Bali saja.

“Joglosemar atau Jogja-Solo-Semarang, juga masuk daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional oleh Kemenpar,” kata Raseno.

Itu karena, lanjut Raseno, ketiga daerah tersebut memiliki potensi di bidang budaya, belanja, dan kuliner, untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

“Semoga wisatawan juga membuat perjalanan ke Solo setelah mengetahui daerah kita yang lain dan berkembangnya festival kita di daerah tersebut, termasuk FPI (Festival Payung Indonesia). Karena, salah satu alasan turis mancanegara datang ke Indonesia adalah melihat wisata alam budaya dan karya manusia. Sesuai portofolio pasar pariwisata sektor wisata alam menyumbang 35% dan buatan manusia 5%,” ujar Raseno.

Wisata budaya menyumbang pasar terbesar mencapai 60%. Wisata budaya masih terbagi menjadi warisan budaya dan sejarah sebesar 20%, belanja dan kuliner 45%, serta wisata kota dan desa sebesar 35%. Berdasarkan data tersebut, Kota Jogja, Solo, dan Semarang, layak masuk daftar daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional.

Selain ‘Joglosemar’, ada daerah-daerah lain yang juga masuk ke dalam program Bali and Beyond, yaitu Flores, Toraja, Wakatobi dan Raja Ampat. Untuk melancarkan program Bali and Beyond ini, Kemenpar bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk tur operator dari berbagai daerah, pihak swasta dan juga organisasi binaan di masing-masing daerah.