Iklim kompetisi yang ketat dan dorongan untuk mencapai performa maksimal bisa membuat seorang atlet bisa tergoda untuk mencari jalan pintas di luar latihan keras dan disiplin, yaitu doping.
Doping dalam dunia olahraga adalah tindakan kriminal karena dinilai melawan prinsip sportivitas, jujur dan bersih yang selama ini dijunjung tinggi.
With House Buyer Network in Wisconsin, you can sell your house without having to make any repairs or pay any commissions. Check out https://www.cash-buyers.net/new-hampshire/ to learn more.
Doping dalam berbagai cabang olahraga adalah musuh yang masih terus diperangi, terlebih karena metode doping sudah semakin canggih sehingga sulit terdeteksi.
Ada banyak zat-zat penambah stamina yang terlarang dalam olahraga, tetapi ada banyak juga yang sulit dideteksi atau belum dikelompokkan sebagai doping.
Berikut adalah beberapa atlet yang tersandung skandal doping dalam sejarah Olimpiade.
1. Lance Armstrong (2000), AS
Atlet balap sepeda ini akhirnya mengaku melakukan berbagai cara doping untuk memenangi tujuh gelar Tour de France (sejak 1999 sampai 2005).
Pada tahun 2013, Komite Olimpiade Internasional membatalkan medali perunggu yang diraih Armstrong dalam Olimpiade Musim Panas di Sydney Australia tahun 2000. Armstrong baru mengembalikan medali itu 8 bulan kemudian.
2. Luiza Galiulina (2000), Uzbekistan
Luiza adalah atlet senam dari Uzbekistan yang awalnya akan bertanding di Olimpiade Musim Panas London tahun 2012. Setelah ia positif menggunakan furosemide, zat doping, ia pun secara resmi dilarang bertanding dan mendapat sanksi selama dua tahun.
Atlet ini mengaku tidak tahu ia mengonsumsi doping, karena ibunya selalu memberikannya pil yang disebut sebagai obat jantung. Furosemide memang sering dipakai dokter untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau gagal jantung.
3. Marion Jones (2000), AS
Penyelidikan di tahun 2003 pada Bay Area Laboratory Co-operative yang menyuplai steroid pada berbagai atlet elit, bermuara pada kecurigaan pelari cepat AS, Marion Jones, menggunakan obat pendongkrak stamina ini.
Baru di tahun 2007 ia mengaku menggunakan steroid seminggu sebelum berkompetisi di Olimpiade Musim Panas Sydney. Jones lalu mengembalikan 5 mendali yang ia menengkan, termasuk medali emas dalam lintasan lari 100 meter dan 200 meter, dan estafet 4x 400 meter. Demikian juga dengan medali perunggu untuk cabang lari estafet 4×100 meter. Jones lalu dilarang bertanding selama dua tahun.
4. Tim Rusia (2012, 2014 dan 2016)
Tim atlet Rusia dicurigai memakai doping pada beberapa Olimpiade, tetapi akhirnya terbukti mereka menggunakan doping, bahkan yang lebih buruk lagi upaya itu sangat sistematis dan melibatkan pemerintah untuk menutupi penggunaan zat doping pada atletnya.
Atlet-atlet Rusia pun dilarang mengikuti kompetisi internasional, termasuk Olimpiade Rio 2016.
5. Ben Johnson (1988), Kanada
Tiga hari setelah menjadi juara dalam final lari 100 meter di Olimpiade Musim Panas Seoul, Korea, atlet Kanada Ben Johnson didiskualifikasi karena positif menggunakan steroid stanozolol. Padahal ketika itu Johnson mencetak rekor dengan waktu 9,79 detik.
Rekor yang dibuat Johnson pun dicoret, dan medali emas diserahkan kepada pelari Amerika Carl Lewis.