Pemerintah semakin menunjukan keseriusannya untuk mengembangkan blok migas yang ada di kawasan Natuna. Setelah melakukan penugasan langsung kepada PT Pertamina (Persero), kini Plt Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) mengundang perusahan negara tetangga untuk mengharap secara bersama kawasan rawan konflik itu.
LBH mengatakan dirinya telah melakukan pembicaraan dengan Petroleum Nasional Berhad (Petronas) yang merupakan perusahan National Oil Company (NOC) negara serumpun (Malaysia).
Dia mengaku kunjungan bilateral-nya itu dipertemukan dengan deputi dan Perdana Menteri Malaysia. Kemudian yang menjadi salah satu alasan kuat untuk kerjasama tersebut. Dirinya menilai Petronas memiliki teknologi yang cukup untuk mengolah gas di blok natuna yang terkenal tinggi kandungan CO2 (Karbondioksida) nya.
“Jadi ada bilateral meeting dan bertemu dengan deputi dan prime minister (Perdana Menteri), dan juga kita ingin Petronas masuk bersama-sama Pertamina di East Natuna, di blok utara itu yang ada gas CO2nya (tinggi) itu, dan mereka rupanya teknologinya juga ada,” kata LBP di kantor Kementerian ESDM, Jakarta Rabu (31/8)
Sebagaimana diketahui bahwa Inisiatif untuk mengembangkan blok Natuna merupakan keinginan dari pemerintah. Bahkan Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar dalam tiga tahun ke depan, blok ini dapat berproduksi.
Blok ini menjadi perhatian pemerintah karena belum juga berproduksi sejak dieksplorasi 1973 silam. Padahal, potensi yang ada di blok ini bisa empat kali lipat dari Blok Masela. Belum lagi wilayah blok tersebut juga tengah jadi sorotan lantaran jadi titik klaim China untuk Laut China Selatan