Kantor berita resmi Korea Utara KCNA menuduh Seoul menggunakan pembelotan Thae Yong-ho, mantan diplomat di Kedutaan Korea Utara di London, Inggris sebagai propaganda untuk menghina pemimpin Korea Utara.
Pihak Korea Utara, Sabtu 20 Agustus 2016, mengatakan bahwa seorang diplomat senior Korea Utara yang baru-baru ini membelot ke Korea Selatan adalah penjahat dan manusia sampah. Demikian tanggapan resmi pertama Korea Utara mengenai pembelotan itu .
Kantor berita itu juga mengutuk pemerintah Inggris yang dituduhnya meremehkan prosedur internasional dengan menolak apa yang dikatakannya tuntutan agar Thae diekstradisi kembali ke Korea Utara dan sebaliknya menyerahkan kepada Korea Selatan.
KCNA mengatakan, Korea Utara sebelumnya telah meminta agar Thae dikembalikan ke Korut pada bulan Juni untuk diselidiki atas beberapa kejahatan, termasuk penggelapan dana pemerintah, pembocoran rahasia dan pelanggaran seks terhadap seorang anak di bawah umur.
Dalam mengumumkan pembelotan tersebut, Kementerian Unifikasi Seoul mengatakan hari Rabu bahwa Thae sebelumnya adalah pejabat kedua tertinggi Korea Utara dalam kedutaan itu dan diplomat tertinggi Korea Utara yang pernah membelot ke Korea Selatan. Tahun 1997, Duta Besar Korea Utara di Mesir melarikan diri tetapi menetap di Amerika Serikat.
Kementerian itu mengatakan bahwa Thae membelot karena sudah muak terhadap pemimpin pemerintah Korea Utara Kim Jong-un dan menghendaki hidup di alam demokrasi seperti Korea Selatan. Dia juga khawatir akan masa depan anak-anaknya.