Jakarta, Matarakyatnews.com – Rachmawati Soekarnoputri berbicara keras terhadap kakaknya yang juga Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri. Dalam pandangan Rachmawati, Megawati sedikitnya punya lima dosa besar.
Pertama, kata dia, di zaman Megawati berkuasa, UUD 1945 telah diamandemen dan menjadi berkarakter kapatalisitik liberal. Hal ini sangat bertentangan dengan pandangan Bapak Bangsa Bung Karno.
Kedua, lanjut Rachmawati, sewaktu Ketua MPR dijabat Taufiq Kiemas, diprolamirkan empat pilar. Padahal, kata dia, tak ada istilah Pancasila salah satu pilar negara, tetapi sebagai pancasila adalah dasar negara.
“Dosa ketiga adalah waktu pemerintahan Megawati, skandal mega korupsi BLBI, negara rugi Rp 600 triliunan. Ini tak ada tersentuh oleh hukum, penegak hukum KPK. Padahal Samad (Ketua) KPK dia sampaikan setelah Pilpres BLBI akan diusut,” jelas Rachmawati.
“Kita tahu semua triger dengan BG ( Budi Gunawan) KPK dikriminalisasi habis-habisan, jadi wasalam lah. KPK diacak-acak, BG mengajukan praperadilan, semua koruptor melakukan praperadilan, akibatnya terjadi refacum, nanti terjadi hukum rimba, di mana kriminalitas meningkat tajam,” imbuhnya.
Selanjutnya, tambah Rachmawati, dosa ketiga Megawati adalah ketika dia menggunakan simbol-simbol Soekarno. Tetapi apa yang dilakukan Megawati dengan Tap MPRS No 33 Tahun 1967.
“Tak pernah dicabut, Soekarno dicabut hak politiknya, karena alirannya dianggap komunisme. Megawati sebagai putrinya diam saja,” tambahnya.
Dosa Megawati selanjutnya, adalah salah memilih orang untuk menjadi presiden. Jokowi dianggap bersebrangan dengan Bung Karno. Jokowi hanya gembar-gembor mengenai Nawacita dan Trisakti.
“Saya tantang Jokowi akan nawacita dan trisaktinya Soekarno. Dia Jokowi utang ang dunia Rp 35 triliun, padahal di KAA tidak akan utang lagi, dia pencitraan doang. Waktu pilpres, saya katakan Jokowi froksi kapitalis, antek kapitalis. Semua yang dikerjakan bertentangan dengan Soekarno,” tandasnya.(jn)