Banyak yang menduga bahwasanya sebab kecelakaan laut, Minggu (21/8/2016), lantaran pompong yang digunakan spesifikasinya tidak laik alias tidak aman untuk melayani penyeberangan dari dan ke Penyengat.
Hal ini diakui Zainal, seorang penambang pompong dari Kampung Bugis. “Sebenarya boat penambang itu tidak layak untuk jalur pelabuhan ke Penyengat karena boat itu kecil,” ungkapnya.
Diketahui pula, dimensi pompong yang kecil itu pula membuat mesin motor penggerak juga di bawah kualiatas rata-rata untuk penyeberangan dari dan ke Penyengat.
“Orang sering sebut pompong macam itu boat apollo. Mesinnya Johnson,” kata Zainal.
Sedari dulu, sambung dia, tidak pernah ada pompong bermesin tempel yang digunakan untuk penyeberangan ke Penyengat. Setidak-tidaknya menggunakan mesing Donfeng yang punya kapasitas pacu lebih tinggi. Fungsinya agar mampu menggerakkan pompong dengan dimensi yang lebih besar.
“Semenjak tahun 2014 ke atas banyak boat mesin tempel. Mungkin karena biaya produksinya jadi lebih murah,” terang Zainal.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Zainal, pompong yang tenggelam kemarin itu semulanya adalah pompong yang difungsikan untuk melayani penyeberangan jangka pendek. Misalnya, dari Kampung Bugis ke Pelantar KUD Tanjungpinang. Karena sebelum-sebelumnya pula, tambah Zainal, orang juga tidak mau naik pompong jenis apollo ini untuk menyeberang ke Penyengat.
“Dengar-dengar tadi, pompong yang tengelam itu dulunya milik penambang Pelantar KUD. Lalu dibeli orang Penyengat,” pungkas Zainal.