Jumlah hewan kurban yang dijual di Tanjungpinang jelang perayaan hari raya Idul Adha tahun ini menurun. Bila 2015 kemarin, tercatat ada 1.735 hewan kurban dengan rincian 1.015 ekor sapi dan 720 ekor kambing. Sedangkan tahun ini hanya 1.606 ekor yang terdiri dari 1.004 sapi dan 602 kambing.
Kepala Bidang Pertanian dan Peternakan Dinas KP2KE Kota Tanjungpinang, Hamerudin menjelaskan seribuan lebih hewan kurban tersebut didatangkan dari luar Tanjungpinang. “Di antaranya Jambi, Lampung dan Anambas. Sebagian kecil juga merupakan hasil ternak petani lokal,” terangnya, Senin (29/8).
Kendati begitu, Hamerudin menyatakan tidak menutup kemungkinan terjadi penambahan jumlah hewan kurban semakin mendekati hari raya. Pasalnya, data yang tercatat oleh pihaknya itu mengacu laporan terakhir bertanggal 26 Agustus. Hanya saja tentu peningkatan jumlah hewan kurban itu harus seiring dengan jumlah permintaan.
“Kalau permintaan masyarakat tinggi, pedagang akan berupaya sebisa mungkin mendatangkan sapi atau kambing lagi,” jelasnya.
Hingga kini, Hamerudin memastikan tim medis KP2KE terus melakukan pemeriksaan terhadap kelayakan dan kesehatan hewan kurban. Tiap hewan yang telah memenuhi standar bakal memperoleh label Sehat Layak (SL). Ia menjelaskan hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114 tahun 2014 tentang pemotongan hewan kurban.
“Yang sudah kami berikan lebel SL sebanyak 671 ekor. Sisanya belum. Beberapa ekor juga yang sudah diperiksa tidak diberikan lebel SL karena belum cukup umur,” katanya.
Untuk hewan yang belum cukup umur tersebut termasuk kategori tidak layak kurban. Karena hewan kurban ada ketentuan umurnya yang boleh dipotong. Seperti harus sudah bermur dua tahun untuk sapi, sedangkan untuk kambing harus sudah berumur satu tahun. Selain itu hewan ternak betina produktif juga tidak boleh dipotong.
Pengawasan hewan kurban ini tetap dilakukan hingga waktu penyembelihan. Tim KP2KE akan memantau beberapa titik penyembelihan hewan kurban. Rencananya 1.606 hewan kurban ini akan disebar di 42 titik di seputaran ibu kota.
“Ini dilakukan untuk memberikan rasa aman bagi warga dalam mengonsumsi daging hewan kurban,” pungkas Hamerudin.