LINGGA – Asap tebal akibat kebakaran hutan di Sumatera daratan dan Kalimantan telah mengganggu aktivitas nelayan tradisional di Kabupaten Lingga.
Senin (7/9/2015), kabut asap tersebut menyelimuti Lingga sehingga jarak pandang menjadi terbatas,
Akibatnya, nelayan tradisional tidak berani turun jauh ke laut. Mereka mencari ikan hanya beberapa meter dari bibir pantai.
“Kalau musim kabut seperti ini, kita tidak berani jauh dari bibir pantai. Pasalnya kita takut tidak bisa pulang, karena tidak tahu arah. Kabut yang terjadi saat ini membuat jarak pandang kita hanya 400 meter,” kata Eko, nelanyan dari Desa Penaah, Lingga.
Dia juga menjelaskan, semenjak musim kabut beberapa minggu belakangan, ikan hasil tangkapan nelayan jauh berkurang.
“Semenjak musim kabut ini hasil tangkapan kita jauh berkurang, karena ikan yang bagus-bagus itu seperti tenggiri, bawal, ikan tongkol mainnya di tengah laut. Sementara kita hanya mencari ikan di tepi pantai jadi ikan yang besar-besar tersebut tidak dapat,” kata Eko
Ditambahkan eko, saat ini nelayan tradisional desa Penaah, hanya berani melaut yang jaraknya, 500-1000 meter dari bibir pantai.
“Kalau lebih dari 1000 meter, kita sudah tidak tampak apa-apa, sudah tertutup kabut,” jelasnya.
Bukan hanya di Desa Penaah, nelayan di Desa Mepar dan Desa Kelombok, serta desa-desa di pesisir pulau Lingga mengalami hal serupa.
Ar, warga Desa Kelombok menuturkan, beberapa minggu belakangan ini warga desanya tidak banyak yang melaut.
Warga Desa Kelombok, banyak di rumah karena mereka takut tidak bisa pulang jika melaut.
“Nelayan dari Desa Kelombok, biasanya turun ke laut saat matahari mulai tenggelam, namun beberapa minggu ini mereka tidak melaut,” kata Ar.
Dia juga menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan mereka, nelayan setiap malam, turun ke laut hanya menangkap nos (cumi-cumi_red).
Itu juga nelayan turunnya ramai-ramai, kalau sendiri, tetap mereka tidak berani,” kata Ar.
Selain itu, Ar juga menjelaskan semenjak musim kabut beberapa minggu belakangan, mereka harus melebihkan bahan bakar minyak, untuk jaga-jaga, jika mereka tersesat.
“Kita takut juga nyasar, makanya kita harus membawa persediaan minyak lebih,” katanya”
loading...
Lihat Juga
KM Kelut di penghujung 2017
Batam 23 Des 2017 Pelabuhan Batuampar Batam KM Kelut keberangkatan terakhir ditahun 2017 dari Batam …